Selasa, 25 Februari 2014
FUNGSI FUSE BITS AVR MIKROKONTROLLER
Oke,, Selamat sore dan salam sukses buat sahabat elektro. Pada kesempatan kali ini saya mau membahas salah satu basic of the basics pengoperasian chip mikrokontroller, khususnya ATMEL AVR (saya cuma pernah pake yang ini soalnya,hehe). Meskipun hal ini dasarnya dasar tetapi pada umumnya banyak para pengguna atau entahlah namanya terkadang mengabaikan point yang satu ini. Entah karena memang tidak tahu, atau karena ketakutan-ketakutan yang tidak berdasar.
Yaaak,,,yang akan saya coba sharingkan di blog ini yaitu “FUSE BITS”. Di samping flash, eeprom,RAM sebagai bagian dari chip mikrokontroller ada juga yang namanya fuse bits. Fuse bits ini memiliki fungsi yang cukup vital pada pengoperasian mikrokontroller berikutnya. Sekali setting ini di write ke chip, setting ini tidak akan berubah ataupun hilang bila power off (non volatile).
Berikut ini beberapa fungsi dari fuse bits, sehingga kok bisa dikatakan vital :
1. Untuk menentukan sumber clock dari mikrokontroller :
Clock diibaratkan detak jantung bagi chip mikrokontroller, clock menentukan kecepatan untuk membaca ataupun mengeksekusi sebuah instruksi. Dengan fuse bits kita bisa menentukan dari mana kita mengambilkan clock source tersebut. Dari internal mikro itu sendiri (umumnya 1 Mhz, dengan maksimum setting clock frekuensinya 8 Mhz) ataupun sumber eksternal berupa kristal, resonator, ataupun osillator. Pemilihan sumber clock ini ditentukan dari tujuan untuk apa mikro tersebut diprogram, jika digunakan untuk eksekusi perintah yang tidak terlalu mengutamakan kecepatan dan akurasi clock source internal sudah cukup. Pembahasan ini juga diilhami dari pengalaman saya waktu mahasiswa dulu, saat itu saya cuma ikut2 an saja dalam desain hardware dari mikrokontroller, temen2 pasang crystal 11,0--- Mhz saya juga ikut pasang, tetapi belum ada wawasan tentang fuse bit ini. Tanpa disetting terlebih dahulu langsung saya pakai dah tu mikro, dan akibatnya lumayan, mulai dari setting timer yang menclek terus dan respon mikro yang lambat. Ya jelas aja, saya pasang kristal eksternal tapi setting fuse bit nggak saya rubah, mikro tetap pakai source clock defaultnya,,,dari internal sebesar 1 Mhz, mampus dah,,,hahahaha. Saya baru sadar kebodohan saya akhir-akhir ini. Cukup!!!
2. Menentukan kecepatan waktu start up mikro :
Dengan mengatur setting fuse bits kita bisa mengatur waktu startup mikro yang dibutuhkan sampai mencapai keadaan stabil, dari keadaan power off ataupun sleep.
3. Setting brownout detector level :
Jika tegangan sumber mikrokontroller drop maka hal ini akan berdampak pada kecepatan clock mikro yang pastinya akan menurun, yang mana nantinya bisa menyebabkan penghapusan ataupun penumpukan data pada RAM dan EEPROM dan berbagai kekacauan lainnya. Maka dari itu perlu suatu nilai tegangan sumber pada level minimal yang nantinya bertugas untuk mematikan chip mikro sampai nanti menyalakannya, mereset mikro tersebut jika tegangan sumber sudah normal.
4. Setting Bootloader :
Pada beberapa chip mikrokontroller terdapat fasilitas yang namanya bootloader, yang memungkinkan user untuk memasukkan program pada alamat tertentu pada chip mikro sehingga tanpa menggunakan hardware untuk programmer pun,program aplikasi bisa di write ke dalam chip mikrokontroller. Pembahasan lebih lengkap akan saya bahas di kesempatan lain.
5. Enable serial programming : memungkinkan chip mikrokontroller bisa di program secara serial, secara default sudah enable.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar